Sebuah Cerita Tentang Akatsuki

Tobi Sakit
Disclaimer : Masashi Kishimoto


Siang itu para anggota Akatsuki sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Seperti biasa, Deidara sedang menteror beberapa Negara dengan bom rakitannya, Sasori sedang memandikan booneka barbienya, Konan menyobek-nyobek kertas, Kisame sedang mengolesi tubuhnya dengan margarine (katanya dia ingin terlihat seperti hiu goreng yang seksi), Pein sedang mencari paku untuk ditancapkan di wajahnya, Zetsu sedang menggelar konverensi meja bundar di Cagar Alam, Kakuzu sedang asyik memunguti uang hasil lebaran, Itachi sedang menambahkan VGA mangekyounya, dan Hidan sedang bimbel pada Dewa Jashin. Sementara Tobi? Tidak seperti biasanya, dia terlihat diam saja dari tadi.



"Kamu kenapa, un?" tanya Deidara pada Tobi. Tobi hanya memanyunkan bibir. "Mau permen un?" lanjut Dei. "Tobi puasa.." jawabnya lugu. "Emangnya senpai engga puasa ya?" Deidara jadi salah tingkah, mau jawab apa, padahal memang sebenarnya Deidara tidak puasa. "Engg, engg, puasa kok, un!" jawabnya berdusta. "Ooh" jawab Tobi singkat. Dei akhrnya bisa menghela nafas lega. "Tapi kok di pipi ada nasinya?" tambah tobi curiga. "Anu-anu, ini.." Dei semakin gugup. "Dei pergi dulu ya, ada urusan!" elak Dei sambil lari menjauh. Tobi tetap diam saja, tidak bergeming sama sekali.


Sampai suatu saat Tobi kebelet pipis dan pergi ke kamar mandi. "Saso ngapain di sini?" tanya Tobi heran. "Lagi mandiin boneka.. Tobi mau dimandiin juga?" "Najis!" jijik tobi dan berlalu meninggalka sasori. Sasori cengo.


Tobi semakin dunntuk. Merasa bosan di dalam markas, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke luar. Di sana ia melihat Kisame sedang berjemur. "Jei Tobi!" sapa Kisame. Tobi hanya memandang sinis ke arah Kisame yang sudah berwarna hitam legam itu. "Tobi! Tidakkah kau memperhatikanku sekarang seperti apa?" tanya Kisame. "Ya paman, kau seperti Obama." Jawab Tobi sambil berlalu. GUBRAK! Kisame terjatuh kaget.


Perjalanan dilanjutkan. Kali ini Tobi ingin menghampiri Konan saja, siapa tahu Konan dapat menghiburnya. "Konan." lirih Tobi. "Iya anakku sayang?" jawabnya lembut. "aku punya mama sendiri!" kesal Tobi. "Eh iya, maksudnya Tobiku sayang." "aku bukan pacarmu!" protes Tobi. "Yaudah, maunya Tobi dipanggil apa?" "Tobi anak baik!". Setengah meredam emosi, Konan mencoba tetap sabar. "Ok, Tobi anak baik kenapa?" "Enggak tahu." jawabnya polos. "Loh, kok gitu? Terus Tobi ngapain ke sini?" "Ya nggak papa." Konan cengo. "Tobi mau sama Konan aja." Lanjutnya. Tiba-tiba entah ada angin darimana, Pein ikut nimbrung dengan mereka. "Konan, Tobi, kalian ngapain berduaan di sini?" tanya Pein nyerocos. "aku mau meluk Konan!" jawab Tobi. Pein shock "Apa??" mukanya merah padam. "Ah, masak kamu cemburu sama anak kecil sih?" sindir Konan. "Yaudah, aku mau nyium Konan aja!" tambah Tobi memenaskan suasana. Pipi Konan memerah. Peinn tambah darah tinggi. "Nggak boleh! Orang aku yang pacarnya aja nggak boleh nyium, masak kamu yang bukan siapa-siapanya boleh??" protes Pein. "Ya biar, salah ndiri punya muka ancur?" cibir Tobi. "Ugh, aku pergi aja deh, bosen ada makhluk gaib!" tambah Tobi.


Tobi meninggalkan Konan dan Pein berdua. Ia kini lebih memilih kembali ke markas saja. Ternyata keadaan di luar malah lebih parah. Saat hendak masuk, ia dicegat oleh Zetsu. "Tobi, bisa bantu paman?" tanya Zetsu penuh harap. "Tidak." Jawab Tobi enteng. "Ayolah, kepada siapa lagi aku harus minta tolong?" "Itu." Tobi menunjuk bunga bangkai di sampingnya dan pergi masuk ke dalam.


Di ruang tamu, ia melihat Kakuzu sedang khusyuk menghitung uangnya. Awalnya Tobi tidak perhatian, tapi setelah dipanggil Kakuzu, ia menoleh. "Tobi, kas!" "Tidak ada." Jawab Tobi tanpa dosa. "Apa??" "Ya terserah, tapi menurut agama, mencuri uang milik orang lain itu hukumnya dosa!" tegas Tobi. "Lho, ini kan kas?" "Tak usah berbohong paman, jelas-jelas tadi paman sudah merogoh kantong jubahku." Kakuzu manyun sendiri.

Tobi berlalu menuju ruang tengah, di sana ada Hidan sedang bertasbih pada Dewa Jashin yang sedari tadi komat-kamit tidak jelas mengganggu keheningan. "BLETHAK!" Tobi melempar meja ke arah Hidan. "Tobiii!" teriak Hidan marah karena merasa ritualnya terganggu. "Berisik tau!" sahuut Tobi. "Berani kau??" tantang Hidan. "Iya, memangnya kenapa? Singkirkan ocehan dan Dewa Jashin konyolmu itu menjauh dariku!" bentak Tobi yang kini benar-benar marah. "BRAKK!" Tobi membanting pintu dan masuk ke kamarnya. Hidan hanya bisa geleng-geleng kepala. "Jashin, maafkanlah aku.." katanya sambil menggenggam tasbihnya.


Malam harinya para anggota Akatsuki berkumpul. Tanpa Tobi tentunya. Mereka membahas apa yang sedang terjadi pada Tobi. ‘Un, masak dari tadi Tobi nyuekin aku un!" kata Deidara memulai. "Iya, ketus bangrt!" timpal Zetsu. "Coba deh kalian cari tahu apa yang terjadi." saran Konan. "Setuju!" ucap Pein sok tahu. "Itachi aja yang nyrliidikin, dia kan dari tadi belum ketemu Tobi!" ujar Kisame. "Iya bener, biasanya Tobi juga manutnta sama Itachi." sambung Sasori. "Aku??" tanya Itachi. "Iya!" jawab yang lain serentak. Akhirnya mau tak mau Itachi yang menyelidiki. Dia masuk ke kamar Tobi, sementara yang lainnya antusias menunggu di depan pintu. Di dalam kkamar, Itachi memandang Tobi sedang tertidur pulas. Ia mencoba membuka topeng Tobi dan memegang keningnya. "PANAS" batin Itachi.


Itachi langsung berlari ke luar dan membisikkan kepada Kisame. "Psst, Tobi sakit panas!" lirihnya. Kisame membisikkannya pada Zetsu. "Tobi sakit panas!". Zetsu yang pendengarannya agak terganggu langsung membisikkannya pada Sasori. "Sakit panas!". Sasori mebisikkannya pada Kakuzu. "Sakit panas!". Kakuzu yang tidak memperhatikan dengan seksama langsung membisikkan pada Hidan "Sakit nanas!". Hidan yang sama gobloknya membisikkan pada konan "Nanas!". Konan membisikkan pada Pein. "Nanas!". Dengan modal pendengaran kacau, Pein membisikkan pada Deidara. "Panu!". Deidara langsung kaget, "Uapaah??" teriaknya menggema. Dei terlanjur mengaktifkan bom C4nya.


Akhirnya Deidara menjadi penerus teroris. Beritanya masuk koran dan tersebar di mana-mana. "DEIDARA BUKAN TERORIS BIASA."


Alhasil, bukannya semakin membaik, Tobi bahkan menjadi hancur lebur. Di saat detik-detik terakhir, Tobi sempat bernyanyi dan berkata "Tobi anak baik!"

(>_<)

Comments :

0 comments to “Sebuah Cerita Tentang Akatsuki”

Posting Komentar