Bekerja Bermodalkan Kepercayaan


Saat itu saya sedang kuliah seperti hari-hari biasanya. Di kampus ungu STMIK Amikom Yogyakarta . Saat sedang serius-seriusnya mendengarkan kuliah di tengah rasa ngantuk yang melanda , tiba-tiba saya dikagetkan oleh getaran HP di saku celana saya. Oh, ternyata ada sms masuk.

Setelah saya cek sms tersebut, ternyata itu berasal dari nomer teman sekelas saya di kampus, namanya Syarif. Inti sms tersebut adalah dia memberi informasi adanya lowongan menjadi programmer di IC (Innovation Center) Amikom. Sebelumnya, dia sudah bekerja di sana dan lowongan ini tidak dipublish dan hanya berdasarkan rekomendasi karyawan saja yang mendaftar.


Dari sms tersebut, saya langsung menjawab "Ya", padahal saya saat itu belum bisa dianggap programmer karena memang belum mempunyai pengalaman Tapi saya nekast saja dengan alibi "Sambil bekerja, sambil belajar" .

Selanjutnya, saya mengikuti rangkaian tesnya. Biasanya, tes di IC ada 4 tahapan. Namun dikarenakan ini berdasarkan rekomendasi karyawan IC sendiri, maka jadi tiggal 2 tahapan yakni tes tulis dan wawancara .

Tes tulis sudah saya lalui, dan alhamdulillah lolos. Selanjutnya, tinggal tes wawancara. Ternyata tes wawancara saat itu hanya seperti ngobrol saja. Karena, yang mewawancarai ternyata dosen saya sendiri

Dan tanpa diduga, saya diterima di IC Amikom Pak Arif Dwi Laksito, yang saat itu memberitahukan bahwa saya diterima baru bertanya, "Bisa php kan? kalo gitu kamu ngerjain yang web aja ya.." Saya cuma jawab, "Ya" padahal saat itu saya juga baru belajar php Ya, akhirnya, saya bekerja hanya dengan bermodalkan kepercayaan.

Comments :

3 comments to “Bekerja Bermodalkan Kepercayaan”
raraqyut mengatakan...
on 

selamat kakak .. mendapatkan pekerjaan yang limited edition .. :D

LaraBlog mengatakan...
on 

Hhehe,, makasih mbak rara.. :o

Unknown mengatakan...
on 

test tertulisnya apa kaka?

Posting Komentar